KOMPAS.com - Gerah dan teriknya sengatan matahari di
ruas pantai utara Jawa Barat sedikit terhapus saat lewat jalur
alternatif yang melintasi ”Kota Angin” Majalengka. Embusan angin dan
pemandangan alam Gunung Ciremai menyejukkan perjalanan panjang melewati
kota yang terletak 44,5 kilometer arah barat daya Cirebon ini.
Majalengka
adalah salah satu kota di jalur alternatif pemudik asal Jakarta dan
Bandung menuju Jawa Tengah. Ketika jalur pantura macet, pemudik asal
Jakarta biasanya diarahkan melewati Subang-Cikamurang-Kadipaten,
kemudian melewati Majalengka menuju Cirebon selanjutnya ke Brebes.
Demikian
pula pemudik asal Bandung, yang sering terjebak macet di daerah
Prapatan karena pasar tumpah, juga diarahkan ke Majalengka dari arah
Kadipaten. Setelah masuk kota Majalengka, ada dua jalan yang bisa
dipilih pemudik menuju Brebes, Jateng. Rute pertama lewat Sumber-Kota
Cirebon-Kanci, sedangkan rute kedua melalui
Cikijing-Kuningan-Cidahu-Ciledug.
Titik persimpangan di antara
kedua rute itu adalah Bundaran Cigasong, Majalengka. Dari bundaran itu,
belok ke kanan jika ingin menempuh rute lewat Cikijing. Namun, jika
ingin menempuh rute pertama, melewati Sumber, ambil jalan lurus dari
arah kota. Kondisi jalan di kedua rute sama-sama mulus meski lebarnya
hanya 5-6 meter.
Pada rute pertama, ada sekitar 10 stasiun
pengisian bahan bakar untuk umum (SPBU) yang representatif. Adapun pada
rute kedua, yang melewati kota-kota kecil antara Majalengka dan
Kuningan, ada tujuh SPBU. Toko-toko swalayan pun sudah tersebar sampai
ke kota-kota kecilnya, seperti Cikijing, Maja, dan Bantarujeg.
Untuk
menginap, terdapat beberapa hotel melati dan bintang satu di kota
Majalengka, yang siap menampung pemudik yang kemalaman. Tarif penginapan
di sana Rp 65.000-Rp 245.000 per malam.
Kecap asli Majalengka
Memang
tak banyak yang bisa dijinjing menjadi buah tangan khas Majalengka.
Namun, bukan berarti pemudik akan pulang ke kampung dengan tangan hampa.
Majalengka
tersohor dengan kecapnya, baik kecap manis maupun asin. Kecap asli
Majalengka terkenal karena kekentalan dan cita rasa kedelainya
benar-benar terasa. Setidaknya, ada dua merek kecap yang bisa dijadikan
pilihan oleh-oleh bagi keluarga di kampung, yakni cap Maja Menjangan dan
Segitiga.
Keduanya sama-sama diolah secara tradisional, dari
pembuatan hingga pengemasan, dan bisa bertahan sampai dua tahun meski
tanpa bahan pengawet. Hampir semua toko kelontong di Majalengka menjual
kecap ini, termasuk supermarket dan toko-toko di persimpangan Kadipaten.
Jika
ingin membeli langsung ke pabrik, mampirlah ke Jalan Emen Selamet (Maja
Menjangan) dan ke Jalan Raya Tonjong (Kecap Segitiga).
Selain
kecap, ada oleh-oleh khas yang bisa dibeli di dua gerai oleh-oleh, yakni
gerai Asosiasi Industri Kecil Menengah Agro di Jalan Tonjong dan kedai
Ibu Popon di dekat Kantor Kelurahan Cijati. Di tempat tersebut tersedia
keripik pisang muli (sejenis pisang susu berukuran hanya sebesar ibu
jari), keripik nangka, dodol jambu biji, dan oncom. Harga jualnya mulai
Rp 4.000 hingga Rp 20.000 per bungkus.
0 komentar:
Posting Komentar